:::: MENU ::::

Informasi Bisnis dan Umum

Bapak Ade Komarudin Berbaur Dengan Masyarakat Saat Syukuran nya Sebagai Ketua DPR RI
PURWAKARTA – “Kang Ade orangna teu gumeden. Teu asa aing pajabat. Embung wawuh jeung nu leutik,” demikian sanjungan tetangga dan tamu yang hadir pada Syukuran atas dilantiknya Ade Komarudin sebagai Ketua DPR RI, di rumah tanah kelahirannya Desa Benteng, Kec Campaka, Purwakarta, Sabtu (16/1) sore.
Arti sanjungan di atas Ade Komarudin tidak pernah memposisikan dirinya seorang pejabat tinggi negara di lingkungan masyarakat tanah kelahirannya.
Ade sekarang masih tetap seperti Ade yang dulu. Ade yang familier, hangat dan menghormati masyarakat di kampungnya. Meski kini menjadi Ketua DPR RI, Ade masih mau membaur dengan masyarakat. “Kang Ade itu orangnya lowprofile. Tak ada yang berubah pada prilakunya meski sudah menjabat Ketua DPR,” puji Lalan, warga Wanayasa, Purwakarta.
Seperti terpantau Pos Kota, Ade Komarudin tak sungkan menghampiri dan menyalami satu persatu warga yang sudah berkerumun di halaman rumahnya sebelum acara syukuran dimulai.
Tak ada sekpri dan protokoler kesekretariatan DPR RI, Ade yang berbalut baju kemeja dan bercelana warna hitam leluasa keluar rumahnya dan menyalami tetangga dan para tamunya. Ditangannya menyelip sebatang rokok.
Ade duduk di kursi plastik yang di rimbuni pohon di tengah tengah warga. Ade tampak santai dan menikmati kebersamaan itu. “Dieu wartawan rek nanya naon. (Kesini wartawan mau nanya apa),” kata Ade.
Sejumlah awak media cetak dan elektronik melayangkan pertanyaan seputar terorisme kepada Ade Komarudin. “Saya memberi apresiasi kepada Presiden Jokowi karena mampu melumpuhkan teroris dalam waktu cepat,” ujar Ade.
Ade juga memberi apresiasi atas keberhasilan menumpas teroris kepada jajaran Polri dan TNI. “Salut atas kerja cepatnya melumpuhkan kelompok teroris,” kata Ade.
Ada bagian lain yang harus di perhatikan masyarakat saat aparat bekerja melumpuhkan teroris. Ade mengaku miris saat terjadi baku tembak warga malah menonton. “Bahkan sampai ada yang berphoto selfie. Itu tidak dibenarkan. Kedepan hal itu harus dihindari,” pinta Ade.
Ade berpesan TKP harus steril dari kerumunan warga yang menonton. Karena, selain mengganggu kosentrasi aparat juga mengancam keselamatan warga. “Aneh, bukan menjauh warga malah nonton,” katanya.
Ditanya terlalu ringan hukuman untuk napi teroris, Ade menjelaskan harus mengamandemen undang undang untuk mengubah masa tahanan teroris. Ia setuju ancaman hukuman penjara harus lama. “Ada dua kejahatan berat ialah korupsi dan terorisme. Hukuman untuk dua kasus ini harus berat,” pungkasnya.




0 comments:

Posting Komentar