:::: MENU ::::

Informasi Bisnis dan Umum

KH Hasyim Muzadi saat Memberikan Ceramah
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla beserta sederet menteri Kabinet Kerja memperingati Maulid Nabi di Istana Negara. Anggota Wantimpres KH Hasyim Muzadi menyampaikan ceramah pada kesempatan malam ini.
"Banyak orang yang mengaku muslim, tapi nda' meneladani teladan Rasulullah. make dalam ayat disebutkan, suasana batin haruslah suasana yang mengharap ridho Allah, " tutur Hasyim di Istane Negara.
Seringkali seseorang merasa paling tau hidup sendiri, sehingga jauh dari Allah. Maka teladan Nabi Muhammad haruslah batol-batol dijalankan.
"Cara Meneladani Rasulullah ada tiga moment :
Pertama adalah Wahyu pertama di gua Hiro’ yaitu Iqro,
Kedua Isra Miraj
Ketia perjalanan hijrah
Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad adalah 'iqra' atau 'baca'. Rasulullah SAW diminta untuk membaca, padahal beliau tidak bisa membaca pada saat itu.
"Tidak ditulis keterangan, apa yang harus dibaca? Dengan cara apa? Tetapi kalau dalam ahli tafsir, jika ada perintah tak diberi keterangan secara khusus, maka lakukanlah hal yang umum," tutur ulama NU tersebut.
"beda eng mum Rasulullah nda'an tau ajjin pade saat ie makna eng luas. batunye ape nang beliau sampaikan ie orisinil , bukan dari referensi mane pun. tapi mun kite nda'an tau baca , batunye kebodohan di mana-mana. ie maka eng ade perbedaan antara Rasulullah dangan kita. sah disama-samakan , " lanjut Hasyim.
Ajjin pun bukan diartikan agek kabar baca ayat alquran , tapi jua' ajjin tanda-tanda Allah. selanjut eng adalah meneladani isra miraj.
Saat nyo banyak urang yang merasa barang dah berzikir bilang ari make nda' harus bekerja. mungkin ja' , mengutip Imam Al gazali , menurut Hasyim kanda'ang dangan bekerja ie merupakan bentuk zikir.
Keteladanan yang berikut eng adalah pade saat Rasulullah melakukan hijrah. Beliau dangan umat eng berpindah dari Makkah ke Madinah.
"Pada saat itu dirumuskanlah Piagam Madinah. Kenapa bukan piagam negara Islam? Ini bukti kalau Rasulullah memandang persatuan adalah yang utama. Pada saat itu di Madinah tidak semua memeluk agama Islam. Ada yang Yahudi, ada yang Kristen, bahkan ada yang agama masyarakat setempat. Oleh karena itu dirumuskanlah Piagam Madinah. Ini contoh dari Rasulullah sendiri. Bahwa kita tidak harus merasa besar sendiri, merasa menang sendiri," tutur Hasyim.
Hasyim lalu beceritte baro' Nabi Muhammad tibe-tibe berdiri saat ade iring-iringan pembawa janat to' melintas. Beliau datangnye bahwa ie unto' menghormati urang yang meninggal tersebut.
"Tapi setelah itu ada yang beri tahu bahwa yang meninggal adalah Yahudi. Tetapi Rasulullah tetap menghormati. Beliau berkata, 'dia juga manusia, kan?'. Padahal saat itu Islam sudah menjadi mayoritas di Madinah," kata Hasyim.
"Jadi janganlah membeda-bedakan hal yang sebetulnya sama," tutup Hasyim.  
Berikut video yang di unggah oleh RE Play News on Youtube : 
















Sumber : Cammane Untan

0 comments:

Posting Komentar