Bagi
pengantin baru atau pasangan suami-istri, jima (bersetubuh) adalah kebutuhan.
Semakin bertambah usia pernikahan, maka jika akan menjadi semakin biasa dan
mungkin bisa jadi berubah menjadi kewajiban dalam kebutuhan, atau sebaliknya
kebutuhan dalam kewajiban.
Maka tidak
heran jika jima juga membutuhkan persiapan. Bukan hanya teknis, tapi secara
psikologis dan perencanaan. Mengapa begitu? Jima biasanya hanya akan ditentukan
oleh suami, seberapa lama berlangsung dan sebagainya. Sebaliknya,
istri—seperti kita ketahui—hanya “menunggu” sampai suami selesai, biasanya. Jadi
dalam hal ini, perlu kiranya seorang suami mengatur ritme aktivitasnya di
tempat tidur bersama istri.
Lantas, apa
saja kiranya yang membuat jima mempunyai “nafas” yang agak panjang?
Jeda
Ketika
berjima, hendaknya jangan terlalu menggebu-gebu. Selama jima berjalan, cobalah
istirahat atau ambil jeda sejenak. Ini dilakukan tentu saja jika waktu yang ada
agak lama.
Jangan
memakai “doping”
Medis
sebenarnya sudah lama mengenyahkan soal khasiat pil ataupun “doping” apapun itu
untuk menjaga aktivitas jima. Cobalah mulai berolah raga untuk mendapatkan
stamina yang cukup.
Tenang
Inilah
mungkin yang harus selalu diperhatikan oleh semua suami. Dalam pernikahan yang
sah, apa yang perlu diburu-buru?
Dikutip dari
: Balik Tirai Kamar (Islampos)
0 comments:
Posting Komentar