Alhamdulillah, shalawat dan salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Kehidupan dunia ini sarat dengan
lika-liku yang sangat dinamis. Kadangkala Anda dalam keadaan berbahagia, dan
tidak jarang Anda dirundung duka dan nestapa. Hari ini urusan Anda begitu
mudah, semudah membalikkan telapak tangan Anda, akan tetapi kemarin urusan Anda
begitu seret bak memasukkan gajah ke dalam lubang jarum. Begitulah seterusnya
fenomena kehidupan yang anda dam juga saya jalani di dunia ini.
Di antara dinamika kehidupan yang
pasti pernah mewarnai hidup Anda ialah sakit dan sehat. Bisa jadi, hari ini
fisik anda sedang menderita gangguan kesehatan alias sakit. Walau demikian,
tidak perlu berkecil hati, apalagi patah arang, karena kemaren Anda segar
bugar. Dan besarkan hatimu, esok hari andapun –dengan izin Allah- akan kembali
sehat wal afiat.
Tiada Penyakit Melainkan Ada Penawarnya
Allah Yang Maha Bijaksana, telah
menciptakan makhluq-Nya dengan berpasang-pasang. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan segala sesuatu Kami
ciptakan berpasang-pasang supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (QS.
Az Dzariyat 49).
Ketentuan ini berlaku pada seluruh
makhluk-Nya, tidak terkecuali pada berbagai penyakit yang menimpa manusia.
Tidaklah ada suatu penyakit, melainkan Allah telah menurunkan penawarnya.
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap penyakit
ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya
akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla.” (HR. Muslim).
Pada hadits lain, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan telah
menurunkan untuknya obat, hal itu diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan
tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad dan At Thobroni. Dinyatakan sebagai
hadits shohih oleh Al Hakim).
Fakta ilahi ini tentunya patut disyukuri, sehingga tidak
layak bila anda menjadi putus asa dan gelap pandangan, hanya karena menderita
suatu penyakit.
Milik Siapa Pengobatan Yang Mujarab?
Saudaraku! Coba Anda berusaha
mengingat ketika Anda menderita sakit, berapa banyak biaya pengobatan yang Anda
keluarkan? Mungkin Anda menjawab, banyak sekali. Sampai-sampai kebutuhan saya
yang lainnya menjadi terbengkalai karena dana Anda tersedot habis untuk biaya
pengobatan.
Pengalaman pahit ini mungkin
menjadikan Anda berkata : Alhamdulillah, saya memiliki dana, sehingga bisa
mendapatkan pengobatan. Bagaimana jadinya bila saya tidak memiliki biaya
pengobatan? Bagaimana pula halnya dengan saudaraku-saudaraku yang seret
rizkinya, bila ditimpa penyakit semacam ini? Sampai kapankah mereka harus
menahan rintih sakitnya?
Fakta telah membuktikan bahwa
pengobatan yang bagus nan manjur hanyalah milik orang yang berkantong tebal.
Adapun orang yang berkantong tipis, apalagi tidak memiliki kantong sama sekali,
serasa mustahil mendapatkan pengobatan bagus, apalagi manjur. Saya yakin Anda
pasti masih mengingat nasib penderita penyakit atresia biller (kelainan saluran
empedu) yang bernama : Bilqis Anandya Passa. Betapa kedua orang tuanya dan
karib-kerabatnya harus bersusah payah mencari uluran tangan orang lain untuk
membiayai pengobatannya. Bukankah demikian saudaraku?
Saudaraku! Perkenankan saya bertanya
: kapankah rakyat miskin dapat menikmati pengobatan bagus nan mujarab alias
manjur?
Tiba Saatnya Anda Memiliki Pengobatan
Mujarab
Sejatinya, tidak ada yang menghalangi
Anda untuk mengenyam pengobatan bagus nan mujarab, walaupun kantong Anda tipis.
Karena begitu bagus, dan mujarab, pengobatan ini tidak memiliki efek samping
yang perlu dikhawatirkan. Tentunya bila dilakukan dengan cara yang benar.
Tahukah anda, pengobatan apa itu?
Di antara pengobatan tersebut ialah :
1.
Jampi-Jampi
Dengan Bacaan Al Qur’an.
Tidak heran bila Allah Ta’ala
menyebutkan bahwa salah satu fungsi Al Qur’an diturunkan kepada umat manusia
adalah agar menjadi penawar penyakit yang mereka derita. Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Dan Kami turunkan Al Qur’an,
sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan Al
Qur’an tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS.
Al Isra’ 82).
Ibnul Qayyim berkata, ”Al Qur’an
adalah penawar yang sempurna bagi segala penyakit hati dan fisik, penyakit dunia
dan akhirat. Hanya saja tidak setiap orang memiliki keahlian, dan dimudahkan
untuk mendapat kesembuhan dengannya. Bila orang yang menderita penyakit, pandai
menjalani pengobatan dengan Al Qur’an; ia menggunakannya tepat pada penyakit
yang ia derita, dengan penuh iman, menerima, dan yakin sepenuhnya; ia memenuhi
seluruh syarat pengobatan dengannya, niscaya tidak ada penyakit yang dapat
melawannya. Bagaimana mungkin ada penyakit yang dapat melawan kalamullah, Tuhan
bumi dan langit. Kalamullah yang bila diturunkan kepada gunung niscaya akan
hancur luluh, dan bila diturunkan kepada bumi niscaya akan terpotong-potong
karenanya. Tidaklah ada suatu penyakit pun, baik penyakit batin ataupun fisik,
melainkan dalam Al Qur’an telah terdapat petunjuk tentang obat, penyebab dan
metode pencegahannya. Fakta ini hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang
telah Allah karuniai pemahaman tentang kitab-Nya. ….. Barang siapa yang tidak
mendapatkan kesembuhan dengan Al Qur’an, maka semoga Allah tidak pernah
menyembuhkan penyakitnya. Dan barang siapa tidak merasa cukup dengan Al Qur’an,
maka semoga Allah tidak pernah memberinya kecukupan.”(1)
2.
Doa
Memohon Kesembuhan Kepada Allah.
Anda beriman dan percaya bahwa
segala penyakit yang menimpa Anda adalah atas kehendak Allah?
Mungkin dengan enteng Anda berkata :
Tentu saya sepenuhnya beriman dengan hal itu, tiada keraguan sedikit pun.
Akan tetapi, bila telah tiba saatnya
Anda sakit, betapa mudahnya keimanan ini luntur bahkan terlupakan. Anda ingin
tahu buktinya? Bila anda benar-benar percaya bahwa penyakit yang menimpa Anda
adalah karena kehendak Allah, maka mengapa Anda tidak segera memohon kesembuhan
kepada Allah?
Ketika ditimpa sakit, biasanya
pertama kali yang Anda lakukan adalah merintih, berkeluh-kesah, lalu
mengkonsumsi obat ringan hingga akhirnya minta pertolongan dokter. Bukankah
demikian Saudaraku?
Kapankah biasanya anda mengangkat
kedua tangan Anda, memohon kesembuhan kepada Allah? Jawabnya : di saat
penanganan secara medis mulai dirasa kurang manjur. Benarkah demikian saudaraku?
Demikiankah cerminan dari iman anda bahwa Allah-lah yang kuasa menimpakan
penyakit dan Allah pulalah yang kuasa menyembuhkannya?
Sudah saatnya bagi kita semua untuk
senantiasa mengaplikasikan petuah nabi Ibrahim ‘alaihissalam berikut
ini (yang artinya), “Dan
apabila aku sakit, maka Dialah Yang menyembuhkan aku”. (QS.
As Syu’ara’ 80)
Karena itu, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak mengajarkan
bacaan doa-doa untuk meminta kesembuhan kepada Allah. Di antara doa-doa yang
beliau ajarkan ialah doa berikut: “Adzhibil baasa Robban Naasi,
isyfi wa antasy syaafi, laa syifaa-a illa syifaa-uka, syifaa-an laa yughodiru
saqoman.” [Sirnakanlah keluhan wahai Tuhan seluruh manusia,
sembuhkanlah dia, karena Engkaulah Dzat Penyembuh, tiada kesembuhan melainkan
kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tiada menyisakan rasa sakit]. (Muttafaqun
‘alaih).
Sekarang, sudah saatnya saudaraku
bila Anda merasakan gangguan kesehatan, apa pun bentuknya, dan seberapapun
beratnya, untuk segera memohon kesembuhan dari Allah. Dan tentunya tidak lupa
dengan tetap menempuh pengobatan secara medis sebagaimana mestinya. Tidak etis
bagi orang yang beriman untuk senantiasa menjadikan doa sebagai usaha
pengobatan terakhir.
Mengapa Anda Bisa Jatuh Sakit?
Saudaraku! Mungkin selama ini Anda selalu
berusaha menjaga kesehatan. Anda menjauhi segala hal yang Anda yakini dapat
menyebabkan Anda jatuh sakit, menempuh hidup sehat dan bahkan mengkonsumsi
suplemen tambahan. Bukankah demikian saudaraku? Walau demikian, mengapa Anda
kadang kala tetap saja jatuh sakit, bahkan penyakit Anda datang dengan
tiba-tiba?
Ketahuilah saudaraku bahwa banyak
faktor dan alasan Anda jatuh sakit. Karenanya, langkah pertama dari pengobatan
yang manjur ialah mengenali penyebab terjadinya penyakit yang menimpa anda.
Berikut beberapa hal yang biasanya menjadi penyebab anda ditimpa penyakit :
1.
Ulah Anda
Sendiri.
Telah terbukti secara meyakinkah,
baik ditinjau dari kacamata syari’at atau dari fakta bahwa erat hubungannya
antara penyakit yang menimpa Anda dengan ulah anda sendiri.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dalam
kitab tafsirnya bahwa Abul Bilaad adalah seorang yang menderita buta, sejak ia
terlahir dari kandungan ibunya. Ia bertanya-tanya, bagaimana penerapan ayat di
bawah ini pada dirinya, yang telah menderita buta mata sejak ia dilahirkan.
Untuk menjawab keheranannya, ia bertanya kepada Al ‘Ala’ bin Bader : “Bagaimana
penafsiran firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan musibah apapun yang
menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri,” padahal aku
ditimpa kebutaan sejak aku masih bayi?” Maka Al ‘Ala’ menjawab: “Itu adalah
akibat dari dosa kedua orang tuamu.”( 2)
Pada ayat lain Allah Ta’ala
berfirman (yang artinya), “Barang siapa yang mengerjakan
kejelekan, niscaya ia akan diberi balasan dengannya.” (QS. An Nisa 123).
Qotadah berkata, “Telah sampai
kepada kami bahwa tidaklah ada seseorang yang tergores oleh ranting, atau
terkilir kakinya atau terpelintir uratnya, melainkan akibat dari dosa yang ia
perbuat.(3) “
Karena dari itu, tidak perlu heran
bila penyakit yang mengancam hidup umat manusia di zaman kita ini lebih banyak
jenis dan ragamnya. Ini semua dampak langsung dari kemaksiatan umat manusia
yang beraneka ragam pula, melebihi kemaksiatan umat-umat terdahulu. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tidaklah perbuatan zina meraja lela di
suatu kaum, hingga mereka berterang-terangan ketika melakukannya, melainkan
akan ada pada mereka berbagai wabah (tha’un) dan penyakit yang belum pernah ada
pada generasi sebelum mereka.” Dan pada sebagian jalur hadits
ini dinyatakan: “Tidaklah perbuatan zina meraja
lela di suatu kaum, melainkan akan banyak kematian di tengah-tengah mereka.” (HR.
Al Hakim, At Thobrani dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadits
ini shahih).
Demikianlah saudaraku, semakin banyak
dosa dan ulah Anda yang menyelisihi syari’at Allah, maka semakin besar pula
peluang datangnya penyakit kepada anda. Keputusan ada di tangan ada, akankah
Anda terus memperlebar pintu datangnya penyakit atau sebaliknya, Anda
mempersempit bahkan menutup pintu penyakit.
2.
Jauh
Dari Kerahmatan Allah.
Saya yakin, Anda percaya bahwa
kesehatan adalah bagian dari nikmat dan karunia Allah. Dan sudah barang tentu,
cara terbaik untuk mendapatkannya ialah dengan mendekatkan diri kepadanya.
Bukankah demikian saudaraku? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setan senantiasa mengikatkan
pada tengkuk salah seorang dari kalian bila ia tidur tiga ikatan, lalu ia
memukul setiap ikatan (agar menjadi kuat) sambil berkata: “malam masih panjang,
maka tidurlah” bila ia terjaga, kemudian ia menyebut nama Allah, maka
terurailah satu ikatan, bila ia berwudlu, maka terurailah satu ikatan, dan bila
ia menunaikan sholat, maka terurailah satu ikatan, sehingga iapun pada pagi itu
dalam keadaan bersemangat dan berjiwa baik, bila tidak, maka ia akan berjiwa
buruk dan malas.” (Muttafaqun ‘alaih).
Dengan jelas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa
diantara akibat langsung dari perbuatan anda melalaikan salah satu dari ketiga
hal di atas ialah jiwa anda menjadi buruk, dan semangat anda luntur, serta
merasa malas.
Imam An Nawawi berkata, Dari
tekstual hadits ini, dipahami bahwa orang yang ketika bangun pagi tidak
melakukan ketiga hal berikut semuanya, yaitu :
1.
Membaca
dzikir (menyebut Allah)
2.
Berwudhu.
3.
Dan Sholat,
maka ia termasuk orang yang berjiwa buruk dan pemalas.” (4)
Ibnu Hajar Al Asqolani juga menegaskan hal yang sama,
hanya saja beliau menambahkan, “Hanya saja tingkat keburukan jiwa orang yang
tidak melakukan tiga hal di atas berbeda-beda. Orang yang hanya berzikir ketika
bangun dari tidur, tingkat keburukan dan rasa malasnya lebih ringan dibanding
orang yang tidak melakukan ketiga hal itu sama sekali.” (5)
Sebaliknya, bila anda menjalankan sholat subuh dengan
memperhatikan syarat, rukun, sunnah dan kekhusyuannya, berarti anda berada
dalam perlindungan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang menunaikan
sholat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah.” (HR.
Muslim)
Bila telah berada dalam jaminan Allah, akankah ada
suatu kekuatan yang mampu mencelakakan Anda?! Mungkinkah ada suatu penyakit
yang mampu mengganggu kesehatan anda?
Ibnu Katsir mengisahkan dalam kitabnya Al Bidayah wa
An Nihayah: bahwa Imam Abu At Thoyyib At Thobari walau telah berumur lebih dari
satu abad (100 tahun), masih dalam keadaan sehat badan, tidak berubah sedikit
pun dari ingatan dan akal pikirannya, serta tidak ada tanda-tanda kepikunan.
Bahkan pada suatu hari beliau naik perahu, tatkala telah tiba di pantai, beliau
keluar dari perahu dengan meloncat. Suatu hal yang tidak dapat dilakukan,
sekalipun oleh para pemuda. Maka murid-muridnya yang bersama beliau bertanya,
“Mengapa engkau bisa melakukan seperti ini wahai Abut Thoyyib?” Beliau pun
menjawab, “Ini adalah anggota badanku yang senantiasa aku jaga di kala aku
masih muda, sehingga sekarang berguna bagiku disaat aku telah tua.”(6)
3.
Ujian
Iman.
Saudaraku! Apakah Anda mengira bahwa
Anda bebas mengklaim diri sebagai orang yang beriman tanpa ada ujian? Tidak
saudaraku. Tidak sekali-kali Anda mungkin dapat luput dari ujian Allah.
Karenanya, persiapkan diri, mental dan iman Anda, agar Anda dapat menjalani
ujian ini dengan baik. Dengan demikian Allah-pun semakin mencintai Anda. Allah
Ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah
beriman”, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang
benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al Ankabut 2-3)
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu mengisahkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya bila Allah mencintai suatu kaum,
niscaya Ia akan menguji mereka. Maka orang yang menerima ujian itu dengan
ridho, maka Allah-pun ridho kepadanya. Sedangkan orang yang tidak suka
(berkeluh kesah), maka Allah-pun tidak menyukainya.” (HR.
At Tirmizi dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadits ini
shahih).
Ketahuilah saudaraku! Kebahagian
hidup di dunia yang sejati dan kekal hanya dapat Anda capai bila Anda ridho
dengan segala takdir Allah. Dengan sifat inilah Anda dapat merasakan indahnya
kenikmatan dan terhindar dari rasa pedih musibah.
Sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Allah
Yang Maha Adil, meletakkan kedamaian dan kebahagiaan pada iman dan ridho.
Sebagaimana Allah juga meletakkan rasa gundah dan duka pada keraguan dan
kebencian (keluh kesah).” (7)
Penutup
Sebagai penutup, perkenankan saya
bertanya : Masihkah Anda beranggapan bahwa pengobatan yang mujarab hanya milik
orang kaya? Akan tetapi, yang benarkah Anda percaya dan beriman? Marilah kita
bersama-sama menemukan buktinya. Wallahu Ta’ala a’alam bisshawab.