Situ Cikumpay Januari 2015 |
Air merupakan sumber kehidupan yang paling
penting bagi makhluk hidup di muka bumi ini baik manusia, hewan maupun tumbuhan.
Adanya air yang melimpah akan berdampak pada kesejahteraan lingkungan di
sekitarnya, pepohonan yang tumbuh dengan rindang, keindahan lahan yang hijau
membentang, lahan pertanian yang subur dan menghasilkan berbagai kebutuhan
pangan dan sayuran, keperluan sehari-hari yang terpenuhi seperti memasak,
mencuci, dan mandi.
Air akan melimpah jika kondisi lingkungan di
sekitar mendukung, seperti adanya tanah resapan atau penampungan yang cukup luas,
banyaknya pohon-pohon yang tinggi, dan masih terpeliharanya daerah aliran
sungai (DAS). Hal ini sangat berikaitan antara lingkungan dengan air, maka dari
itu jaga dengan baik lingkungan yang ada di sekitar kita, minimal dengan menanam
pohon di pekarangan rumah.
Kerusakan lingkungan hidup dan sumber air biasa terjadi
akibat ulah tangan-tangan manusia (oknum) yang tidak bertanggung jawab dalam
memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan
unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung,
kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk
yang berakal dan yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan
keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan
keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya
dapat ber kelanjutan.
Berikut kita bahas proses terjadinya air dan
cara pelestariannya :
A.
Proses Terjadinya Air
Siklus air menurut Al-Qur’an sebagai kitab umat Islam yang yakin dengan
Firman Alloh, dzat yang menciptakan air. Dalam surat Al-Waqiah ayat
68 dan 69 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?”
Dalam ayat lain disebutkan, “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai
atap dan Dialahyang menurunkan air dari langit.....” (Al-Baqarah : 22)
Dalam ayat tersebut dengan tegas Alloh mengakatakan
bahwa air yang kita minum adalah air yang diturunkan dari langit.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa air tawar yang kita
minum berasal dari hujan. Air tersebut turun melalui siklus peredarannya
sehingga tersedia air tawar di hulu pegunungan. Awalnya ia berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, dan
salju, hujan gerimis atau kabut.
Hasil deteksi radar cuaca menunjukkan bahwa
pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap, yaitu : “bahan baku” hujan naik
ke udara, lalu awan terbentuk, hingga curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini dijelaskan dalam al-Qur’an yang
memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan. “Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan
keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira”
(Ar-Rum [30]:48)
Al-Qur’an tidak langsung mengatakan air yang kita minum
berasal dari sungai, sumur, atau danau. Tapi ia diturunkan berupa air hujan.
Dan dari hujan inilah terbentuk sumber-sumber air yang akan mengaliri
sungai-sungai, mengisi sumur-sumur, dan memenuhi danau. Tanpa air hujan, siklus
air di planet bumi ini tidak akan berjalan. Secara ilmiah menurut ilmu geografi
siklus ini dinamakan siklus hidrologi.
B.
Cara Melestarikan Air
Pemerintah sebagai penanggung jawab
kesejahteraan rakyatnya, tentu berperan aktif dalam menjaga kelestarian air dan
lingkungan. Hal itu dibuktikan oleh Pemerintah Indonesia sendiri dengan mengeluarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup .
agar masyarakat Indonesia hidup tanpa kekeringan. Sebagai contoh Pemda
Purwakarta, sebagai daerah yang memiliki danau (situ) terluas di pulau Jawa yaitu
Jati Luhur juga mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) guna menjaga dan
melestarikan air kepada anak cucu warga Purwakarta. Selengkapnya dapat dilihat
di Pengelolaan Air Tanah oleh Pemda Purwakarta.
Dan pada Tahun 2012 Dinas Pertanian, Kehutanan dan
Perkebunan (Distanhutbun) Kabupaten Purwakarta juga mengadakan Acara Tanam Pohon Bersama
sebagai upaya Pemkab Purwakarta untuk melakukan rehabilitasi serta
menjaga sumber mata air, mitigasi bencana dan pengurangan emisi gas karbon
serta menjaga kefektifan kelestarian lingkungan.
Di salah satu sudut situ yang ada di Purwakarta yaitu situ cikumpay tertulis
slogan “Jangan Wariskan Air Mata Kepada Anak Cucu Kita”.
Beberapa contoh bentuk upaya pelestarian
air dan lingkungan hidup yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara
bersama-sama, mulai dari tingkat Desa, RW, RT pada wilayah daratan, antara lain
sebagai berikut :
1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman
kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2. Rehabilitasi lahan, yaitu
pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.
3. Pengaturan tata guna lahan serta
pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
4. Menjaga daerah resapan air
(catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai
jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak
yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
5. Pembuatan sengkedan (terasering)
atau lorak mati bagi daerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang
rentan terhadap erosi.
6. Rotasi tanaman baik secara
tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik
tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.
7. Penggunaan air yang tidak boros dan sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan.
Baru-baru ini Pemerintah melalui Kementerian Desa mengeluarkan
Dana Desa, yang salah satu fungsinya adalah untuk membangun saluran-saluran air
di desa, irigasi dan pengelolaan air bersih skala desa. Jika terelesasi dengan baik dan
maksimal akan mendukung kebutuhan air bersih masyarakat di desa. Tinggal kita menjaga
dan merawat fasilitas yang telah disediakan oleh Pemerintah.
Namun realita saat ini wilayah negeri Indonesia banyak
terjadi kekeringan di mana-mana, khususnya di Campaka Purwakarta. Sawah kering
kerontang, kekeringan di Situ Cikumpay, dan menipisnya persediaan air tanah
warga.
Sebagai
opini dari penulis, seperti kita ketahui bahwa air itu berasal dari air hujan
yang diturunkan oleh Dzat pencipta alam semesta, maka setelah kita melakukan
langkah-langkah pencegahan terhadap kerusakan sumber air dan lingkungan,
hendaknya kita selalu mentaati semua aturan dan anjuran yang di perintahkannya serta
bertobat (menyesali diri) dari kelalaian-kelalaian yang pernah dilakukan agar keberkahan,
kenyamanan hidup datang menghampiri. Baik dari langit berupa air hujan maupun
dari bumi berupa tumbuh-tumbuhan.
Karya Tulis ini Di ikutsertakan dalam lomba Anugerah Jurnalistik
Karya Tulis ini Di ikutsertakan dalam lomba Anugerah Jurnalistik
Setuju gan, cara lainnya dengan menanam pohon, sekarang semakin menarik karena ada program penanaman pohon dimana kita bisa mendapatkan keuntungan ekonomi baik dari penanaman maupun kampanyenya.
BalasHapusCari Tahu caranya di : http://www.greenwarriorindonesia.com