Presiden Recep Tayyip Erdogan pada hari
Minggu mendesak negara-negara Islam untuk bersatu dan menunjukkan solidaritas
dengan satu sama lain.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran
televisi Arab Saudi berbasis, Rotana, Erdogan mengatakan perkembangan tercela
sedang dibentuk terhadap dunia Islam.
"Turki dan Arab Saudi yang menjadi
target. Kita melihat bahwa semua perangkap dan rencana menunjuk terhadap dunia
Islam, "katanya.
Setidaknya 600.000 orang tewas di Suriah
akibat perang yang sedang berlangsung, kata dia, dan dunia Islam harus bekerja
sama lebih erat sebelum terlambat.
Turki dan AS melancarkan operasi di Suriah
utara pada akhir Agustus untuk membersihkan daerah dari unsur Daesh. Ankara
memiliki desain ekspansionis untuk Suriah, kata Erdogan saat ia ditunjukkan
negaranya saat ini host hampir 3 juta pengungsi dengan biaya sebesar $ 12,5
milyar karena sebuah "kewajiban Islam dan emosional".
Dia menambahkan bahwa Barat menghindar
tanggung jawab untuk pengungsi dan negara-negara yang menutup perbatasan
mereka.
Mengenai situasi di Irak, katanya Mosul
milik warganya.
"Setelah Mosul akan diselamatkan dari
Daesh, hanya orang-orang Arab Sunni, Turkmen dan Sunni Kurdi harus tetap
ada," katanya.
Beralih ke perkembangan di Washington, RUU
AS disahkan pekan lalu yang memungkinkan korban serangan teroris untuk menuntut
pemerintah asing dianggap bertanggung jawab adalah titik perhatian bagi Erdogan
saat ia bergabung pejabat Saudi dalam menyuarakan kekhawatiran tentang
undang-undang.
"Kami menyatakan penolakan karena
adaptasi tagihan 9/11 korban," kata Erdogan.
Kongres AS sebagai sangat mendukung untuk
mengesampingkan veto Presiden Barack Obama Keadilan terhadap negara sponsor
terorisme UU yang didukung oleh keluarga korban dari 11 September 2001,
serangan teroris di New York dan Washington yang berharap untuk menuntut
pemerintah Saudi untuk peran yang dituduhkan dalam serangan.
Obama berpendapat bahwa RUU itu akan membuka
personil militer AS dan pejabat untuk tuntutan hukum oleh pemerintah asing.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
0 comments:
Posting Komentar