Sangat menarik ketika ada seorang pegawai
atau karyawan yang sudah berpuluh-puluh tahun mengabdi pada sebuah lembaga atau
perusahaan. Hal itu menunjukkan loyalitas yang begitu tinggi, sehingga enggan
untuk berpaling ke tempat lain.
Dengan bangga sang pemilik lembaga atau
perusahaan akan selalu memuji, mempercayai, dan bahkan menganggap karyawan
tersebut hebat, tanpa salah, tanpa kekeliruan, dengan kata lain sang pemilik
(direktur) sudah menganggap karyawan itu sebagai anak sendiri.
Saya memaklumi hal itu, karena akan ada dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama, jika sang direktur seorang yang memiliki tingkat kecerdasan dan
pengetahuan yang mumpuni, seperti berpendidikan, menguasai SDM, dan menguasai
emosional. Tentu tidak akan terjadi hal-hal yang menjadi beban tersendiri bagi
karyawan yang lain, yang memang bisa bahkan lebih mampu dalam menangani
berbagai pekerjaan, tidak akan selalu menyalahkan karyawan baru dan selalu
membenarkan karyawan yang lama itu.
Kemungkinan kedua, jika memang sang direktur kurang dalam
berbagai ilmu pengetahuan. Tentu akan bersikap dan bersifat membeda-bedakan,
selalu membenarkan tindakan karyawan terlama, tidak pernah menghargai jerih
payah dan prestasi, inovasi karyawan terbaru, dan mencari-cari pembenaran bagi
karyawan terlama sehingga seakan-akan terbaru lah yang selalu salah.
Saran saya sebagai karyawan yang baru bekerja agar
berhati-hati dalam berkomunikasi dan bereksplorasi dalam menangani
pekerjaannya, sebisa mungkin di tulis tiap kejadian, dan laporkan kepada orang
yang selalu beda pendapat dengan direktur tersebut, misalkan wakil dirut, suami
atau istri dirut, dan lain sebagainya.
Sangat mengganggu karier kita sebagai karyawan terbaru,
jika terus menerus diperlakukan tidak adil dan pilih kasih.
0 comments:
Posting Komentar