Terkatung-katungnya
pembangunan Bendungan Jatigede selama puluhan tahun, akhirnya dapat
dirampungkan pengerjaannya pada akhir tahun 2016, dan diharapkan dapat
beroperasi secara maksimal pada Januari 2017.
Gagasan pembangunan Bendungan Jatigede pertama kali diajukan pada tahun 1963. "Waduk ini sudah direncanakan tahun 60-an, jadi betul-betul sudah panjang," ujar Presiden.
"Sekarang
sudah 40 persen ketinggian air, kita harapkan nanti di Januari 2017 itu sudah
maksimal sesuai yang kita inginkan," kata Presiden Joko Widodo saat
meninjau pembangunan Bendungan Jatigede, di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat,
Kamis 17 Maret 2016. Demikian dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
Presiden yang
didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengatakan, masalah terbesar dalam
pembangunan bendungan ini adalah keputusan pembebasan lahan yang
berlarut-larut. "Pembebasan lahan dan ganti rugi dari 10.924 KK (Kepala
Keluarga), sekarang tinggal 614 KK, ini akan kita selesaikan pada tahun ini.
Januari 2017, air sudah betul-betul pada posisi maksimal," ucap Presiden.
Manfaat Jatigede :
Irigasi hingga Pembangkit Listrik
Gagasan pembangunan Bendungan Jatigede pertama kali diajukan pada tahun 1963. "Waduk ini sudah direncanakan tahun 60-an, jadi betul-betul sudah panjang," ujar Presiden.
Bendungan yang
dibangun dengan anggaran sekitar USD 467 juta ini memiliki total luas area
3035,34 hektar dan menggenangi empat kecamatan yaitu Kecamatan
Jatigede, Kecamatan Jatinunggal, Kecamatan Wado, dan Kecamatan Darmaraja.
Bendungan ini juga
nantinya akan dapat mengairi lahan seluas 90.000 hektar, meliputi 24 kecamatan
di Kabupaten Indramayu, Majalengka, dan Cirebon.
Bendungan ini
selain digunakan untuk pengairan, juga akan digunakan sebagai sarana penyediaan
air baku dengan total 3500 liter/detik, pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
dengan kapasitas terpasang 110 MW dengan produksi listrik rata rata 580 GWH/Tahun,
destinasi baru pariwisata, dan sebagai pengendali banjir di daerah
sekitar sungai Cimanuk bagian hilir seluas 14.000 Ha. "Selain untuk
perikanan, di sini juga untuk pariwisata, untuk listrik 110 MW, dan pengairan
sawah," tutur Presiden.
Presiden juga
mengatakan, bahwa tahun lalu sudah dibangun 13 bendungan, dan tahun ini 8
bendungan. Diharapkan tahun 2017-2018 sudah selesai semuanya. "Kita
berharap pada produksi yang meningkat karena sawah yang diairi semakin luas dan
semakin banyak," kata Presiden.
13 waduk/bendungan yang dibangun pada tahun 2015 adalah Waduk Raknamo di
Kupang-NTT, Waduk Pidekso di Wonogiri-Jawa Tengah, Waduk Logung di Kudus-Jawa
Tengah, Waduk Lolak di Bolaang Mongondow-Sulawesi Utara, Waduk Kuereto di Aceh,
Waduk Passaloreng di Wajo-Sulawesi Selatan, Waduk Tanju di Dompu-NTB, Waduk
Mila di Dompu-NTB, Waduk Bintang Bano di Sumbawa Barat-NTB, Waduk Kairan di
Lebak-Banten, Waduk Tapin di Tapin-Kalimantan Selatan, Waduk Rotikold di
Belu-NTT, dan Waduk Telagajawa di Karangasem-Bali.
Sedangkan delapan waduk/bendungan
yang dibangun di tahun 2016 adalah Waduk Rukoh di Aceh, Waduk Sukoharjo di
Lampung, Waduk Kuwil Kawangkoan di Sulawesi Utara, Waduk Ladongi di Sulawesi
Tenggara, Waduk Ciawi di Jawa Barat, Waduk Sukamahi di Jawa Barat, Waduk Leuwikeris
di Jawa Barat, dan Waduk Cipanas di Jawa Barat.
Turut mendampingi
Presiden dalam peninjauan Bendungan Jatigede, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) Rini
Sumarno, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Kepala Staf
Kepresidenan (KSP), Teten Masduki, dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad
Heryawan.
0 comments:
Posting Komentar