Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanul
Haq mengatakan, ada ketidakadilan soal anggaran terhadap pendidikan
Islam. Misalnya Menteri Keuangan, memotong anggaran pendidikan Islam (Pendis)
sebesar Rp 4 Triliun pada tahun 2016 ini.
“Sebenarnya ada ketidakhadiran
negara dalam pemberdayaan penguatan pendidikan islam, guru-guru madrasah,
pesantren, dan perguruan tinggi Islam,” kata Maman dalam Rapat Dengar Pendapat
dengan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag dan Sekretaris Dirjen Guru dan
Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Kamis (21/1). Pada RDP ini dibahas
permasalahan pengelolaan tenaga kependidikan, kurikulum dan anggaran guru.
Menurut politisi PKB ini,
ketidakadilan itu akan terlihat saat guru-guru madrasah khususnya swasta
menyampaikan aspirasinya, termasuk sarana dan prasarana dari Kementerian Agama
yang sangat mengkhawatirkan.
“Dirjen Pendis hendaknya
memprioritaskan penyelesaian persoalan guru swasta pada tahun 2016 ini , karena
kegelisahan berimbas kepada masa depan anak bangsa,” tekannya.
Ditegaskan lagi, Dirjen Pendis untuk
fokus dalam penyelesaian ini, jangan sampai ketika Komisi VIII mendesak yang
diselesaikan hanya PNS sementara yang dari swasta ditunda lagi.
Pemerintah juga diminta untuk
memperbaiki dan meningkatkan pembinaan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di
sekolah. Memastikan pelaksanaan sertifikasi guru 2016-2019 dapat tercapai
sesuai skema rencana yang disusun Dirjen Pendis, menyusun kebijakan strategis
dalam upaya mengatasi pemetaan guru pendidikan agama Islam di seklolah.
Di sisi lain, pemerintah juga
diminta memprioritaskan penyaluran bantuan bagi madrasah sesuai dengan aspirasi
daerah. Selanjutnya DPR juga meminta pemerintah mengatasi permasalahan
kekurangan guru pendidikan agama Islam di sekolah, dan melakukan evaluasi dalam
proses rekrutmen dan pembinaan tergadap guru pendidikan agama Islam di
sekolah-sekolah yang selama ini dilakukan Pemda.
Dirjen Pendis Kamaruddin Amin
menjelaskan, banyak sekolah-sekolah yang kekurangan guru agama Islam, karena
yang telah pensiun mencapai 47.866 orang. Dan masih terdapat TPG terhutang dan
belum terbayarkan untuk tahun 2014 dan 2015 dengan jumlah 400 Milyar.
0 comments:
Posting Komentar