Sumber Foto : Voa Islam |
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid
mengatakan
bahwa Negara Kesatuan Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak memberikan ruang
bagi lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
“Jangan
salah paham, kita menerima keberadaan mereka, tetapi tidak ada ruang untuk
mereka mengembangkannya, karena budaya kita sangat berbeda dengan budaya di
Eropa atau Amerika. Kalau mereka mau seperti itu, silahkan keluar dari
Indonesia,” kata Sodik, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Politisi Partai Gerindra ini
menerangkan tidak ada suku bangsa, agama, bahkan hewanpun tidak ada yang
melakukan hubungan sejenis. Itu menunjukan bahwa itu sangat mengganggu dan
sangat tidak manusiawi.
Namun katanya, oleh karena kita
harus menerima keadaannya, tapi tidak boleh mereka (LGBT) meminta ada pengakuan
yang berlebihan, kampanye, dan penularan. Karena bertentangan dengan budaya
Indonesia, adat, suku bangsa, dan semua agama yang ada di Indonesia, Pancasila,
UUD 1945, dan HAM. Tidak ada landasan filosofi, budaya dan hukum yang bisa
memberikan ruang kepada mereka untuk menyebarluaskan.
Dia menegaskan Lembaga-lembaga
formal dan lembaga Pemerintah tidak boleh untuk memberikan ruang, tapi kalau
mereka berkembang apa adanya dapat kita pahami adanya fenomena seperti itu.
“Saya minta kepada semua elemen
masyarakat, lembaga masyarakat, dan Pemerintah, kita budaya Indonesia, kita
beda dengan budaya di amerika dan eropa. Kita sejarah panjang eropa dan amerika
tempat berkembang LGBT. Beda dengan sejarah panjang kita, tidak ada budaya,
adat, hukum yang memberikan ruang semacam itu,” tegasnya.
Terkait, pernah terjadi pernikahan
sejenis di Bali, Indonesia, menurutnya ini karena tidak ada pengawasan dari
Pemerintah. “Itu adalah kecolongan kita, karena mungkin kita tidak mengira secepat
itu. Kita harus sigap,” imbuhnya.
Selanjutnya, Komisi VIII akan
membicarakan hal ini dengan pemuka seluruh agama, kementerian Agama dan
Kementerian social, untuk lebih merapatkan barisan.
"Kita hargai keberadaan mereka
tapi jangan meminta lebih yang akan merusak kemanusiaan. Karena tidak sesuai
dengan apapun yang ada di Indonesia, silahkan kalau mereka minta lebih silahkan
berada di negara lain. Ini harus kita pahami, ini merusak kemanusiaan. Apakah
kita akan ikhlas dan ridho bahwa kemanusiaan diganggu oleh penyebarluasan pola
hidup sejenis," tegasnya kembali.
0 comments:
Posting Komentar