Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi didampingi para pejabat tinggi Kementerian PANRB saat rapat kerja bersama Komisi II DPR RI |
Jakarta - Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi,
menegaskan bahwa kebijakan moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) terus
dilanjutkan. Pemerintah belum memiliki rencana melaksanakan pengadaan Aparatur
Sipil Ngara (ASN), baik untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Hal tersebut diungkapkan Menteri
PANRB Yuddy Chrisnandi saat rapat kerja bersama Komisi II DPR RI di Jakarta,
Rabu (20/1).
"Pemerintah mengambil kebijakan
bahwa moratorium penerimaan CPNS terus dilanjutkan. Pemerintah belum
merencanakan pengadaan ASN, baik dari jalur P3K maupun jalur umum," kata
Yuddy.
Meski begitu, lanjut Yuddy,
moratorium ini bersifat terbatas. Karena pemerintah masih tetap membuka
penerimaan pegawai khusus untuk tenaga pendidikan, tenaga kesehatan, penegak
hukum dan sekolah kedinasan.
"Moratorium ini tetap dikecualikan untuk tenaga pendidikan, tenaga
kesehatan, penegak hukum dan sekolah kedinasan. Fokus kita tahun ini lebih
kepada penerimaan untuk guru-guru, untuk tenaga-tenaga medis, dan aparat
penegak hukum," kata Yuddy.
Yuddy menjelaskan, kebijakan moratorium
ini dibuat karena tuntutan Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara yang
mengharuskan adanya penataan sumber daya manusia aparatur agar lebih
berkualitas dan profesional. Di sisi lain, situasi anggaran pemerintah saat ini
masih terbatas. Karena itu, pemerintah saat ini perlu rehat dulu dalam
penerimaan pegawai.
"Kita juga harus melakukan
penelaahan terhadap jumlah pegawai dan kebutuhan pelayanan masyarakat. Apakah
sudah memadai atau tidak. Kita lakukan moratorium. Sehingga kita bisa rehat dan
melihat secara jernih kebutuhan aparatur kita seperti apa," kata Yuddy.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPR
RI Rambe Kamarul Zaman mengatakan, Komisi II bersama pemerintah masih akan
membahas mengenai penanganan eks Tenaga Honorer Kategori II. Menurutnya, Presiden
tidak mungkin tidak tahu mengenai masalah ini.
"Kita pelajari semuanya, tidak
mungkin Presiden tidak tahu. Tidak mungkin pemerintah tidak menangkap aspirasi
rakyat. Makanya akan kita bahas lagi dalam pertemuan satu atau dua minggu ke
depan," kata Rambe.
0 comments:
Posting Komentar