Memasuki
musim hujan ini masyarakat perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan
penyakit DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar
rumah, antara lain melalui peningkatan Gerakan Jumat Bersih untuk memberantas
sarang dan jentik-jentik nyamuk. Pencegahan demam berdarah yang paling efektif
dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan cara 3M Plus, yaitu :
1) Menguras,
adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti
bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan
lain-lain
2) Menutup,
yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi,
toren air, dan lain sebagainya; dan
3)
Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi
untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
Adapun yang
dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti :
1) Menaburkan
bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;
2)
Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur;
4) Memelihara
ikan pemangsa jentik nyamuk;
5) Menanam
tanaman pengusir nyamuk,
6) Mengatur
cahaya dan ventilasi dalam rumah;
7)
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi
tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
PSN perlu
ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya
curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular
DBD, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada
saat musim penghujan.
Kita perlu
menjaga kesehatan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan demam
berdarah. Untuk itu diperlukan kepedulian peran serta aktif masyarakat untuk
bergotong royong melakukan langkah-langkah pencegahan penularan penyakit DBD,
melalui kegiatan pemberantasan nyamuk dan jentik secara berkala dan PSN 3M
Plus, karena saat ini kita telah memasuki musim penghujan, bahkan pola curah
hujan yang tak menentu hingga awal tahun 2015.
Demam
Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue, ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. DBD banyak dijumpai terutama di daerah tropis dan sering
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi
munculnya DBD antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan
kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk
yang biasanya terjadi pada musim penghujan.
Gejala awal
DBD antara lain demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala,
nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya
tanda-tanda perdarahan, pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu
hati, perdarahan saluran cerna, syok, hingga kematian. Masa inkubasi penyakit
ini 3 s/d 14 hari tetapi pada umumnya 4 s/d 7 hari. Belum ada obat dan vaksin
untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya bersifat simtomatis dan
suportif.
Pada tahun
2014, sampai pertengahan bulan Desember ini tercatat penderita DBD di 34
provinsi sebesar 71.668 orang, 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut
sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (2013) dengan jumlah
penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871.
Meskipun secara umum terjadi penurunan kasus tahun ini dibandingkan tahun
sebelumnya namun pada beberapa provinsi mengalami peningkatan jumlah kasus DBD,
diantaranya Sumatra Utara, Riau, Kepri, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi
Utara, Bali dan Kalimantan Utara. Tercatat ada lebih kurang 7 kabupaten/kota
yang melaporkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) DBD pada tahun 2014 ini
yaitu Kabupaten Morowali (Sulteng), Kabupaten Sintang (Kalbar), Kabupaten
Belitung Timur (Babel), Kabupaten Bangka Barat (Babel), Kabupaten Ketapang
(Kalbar), Kabupaten Karimun (Riau) dan Kota Dumai (Riau). Diharapkan hingga
akhir tahun 2014, baik jumlah penderita maupun jumlah kematian DBD dapat
ditekan di bawah jumlah kasus dan kematian DBD yang dilaporkan pada tahun 2013.
Berita ini
disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes
melalui nomor hotline 500-567;
SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan email kontak@kemkes.go.id .
0 comments:
Posting Komentar