Kawasan perdagangan bebas Asia Tenggara atau yang
lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) telah diberlakukan sejak
tanggal 31 Desember 2015. Hal ini menuntut masyarakat, dunia usaha atau
industri di tanah air untuk menyiapkan kualitas diri, sehingga bisa bersaing
dengan masyarakat negara-negara Asean lainnya.
Menjadi provinsi dengan penduduk terpadat dan sektor
industri terbesar di Indonesia, Jawa Barat memiliki banyak peluang dan bisa
menjadi pangsa pasar yang besar di era MEA. Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun
tak tinggal diam dan telah menyiapkan beberapa jurus jitunya terkait peluang
ekonomi dan bisnis yang bisa didapatkan dengan diberlakukannya MEA tersebut.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyatakan
bahwa Jawa Barat telah siap untuk menghadapi pasar tunggal MEA. Untuk itu,
pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah dan antisipasi, baik dari sisi SDM
maupun kualitas barang dan jasa, termasuk perizinan usaha di daerahnya.
“Sertifikasi
pekerja, peningkatan kualitas UKM terus kita lakukan, serta kemudahan-kemudahan
urusan (izin usaha) juga kita lakukan. Jadi kemudian kalau kita lihat ke depan
usaha-usaha semakin kita permudah termasuk di pusat juga kan, perizinan yang
asalnya setahun jadi 3 jam. Jawa Barat pun seperti itu, kita mudahkan semua
perizinan,” ungkap Aher
usai berpartisipasi dalam Fun Walk yang digelar oleh Ikana Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI) Jabar dan Bank BJB di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa
Barat, Jl. Dipati Ukur Kota Bandung pada Sabtu pagi (27/2/16).
Selain itu, pada acara jalan santai yang mengambil
tema “Menumbuhkan Semangat Bersaing di Era Masyarakat Ekonomi Asean” dengan
slogan “Go Mea!!! Siapa Takut?” ini, Aher pun menungkapkan bahwa selain
peningkatan kemampuan SDM serta kualitas produksi barang dan jasa, dunia
perbankan pun harus mendukung gairah industri UKM agar partisipasinya dalam
dunia ekonomi dan bisnis tanah air terus meningkat.
“Mudahkan semua perizinan, mudahkan semua dunia usaha.
Perbankan pun harus siap apabila untuk suku bunga untuk UKM kan sudah
ditentukan oleh pemerintah pusat. Jadi kita tinggal terus membimbing masyarakat
kita supaya profesionalismenya, kualitas barang yang diproduksinya meningkat,
juga pelayanan, tata karma, dan sopan santunnya dalam melayani tamu-tamu dari
berbagai negara kita siapkan, semua sedang berjalan dan akan terus berjalan
menghadapi MEA ini. Alhasil saya harus mengatakan bahwa kita Insha Allah siap
menghadapi MEA,” papar Aher.
Aher menambahkan, pihak Pemprov Jawa Barat pun terus
bersinergi dengan pemerintah pusat mengenai izin usaha. Namun, menurut Aher ada
beberapa izin usaha yang memerlukan lokasi seperti usaha pertambangan masih
memerlukan proses, karena hal tersebut berkaitan dengan tata ruang dan
lingkungan.
“Kalau model-model (usaha) yang terkait dengan tata
ruang memang masih agak lambat. Karena harus melihat tata ruangnya, lapangannya
seperti apa. Tapi kalau tanpa tata ruang, tanpa ruangan bumi yang dipakai untuk
dunia usaha kita atau skupnya kecil dan sudah ada di kawasan tertentu - ga akan
sulit, ya. Terutama yang sudah di kawasan tadi. Yang belum di kawasan kita
percepat, yang di kawasan kita percepat lagi karena kalau sudah di kawasan
sudah ada sebuah kepastian, kepastian hukumnya sudah jelas untuk kawasan
industri dan ekonomi,” tutur Aher.
Terkait dengan tenaga kerja, Aher tetap menuntut
komitmen kepada para investor dari luar untuk menempatkan tenaga kerja lokal
pada bidang usaha yang digelutinya dengan terus meningkatkan kemampuan tenaga
kerja lokal agar bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang akan masuk ke
Jawa Barat.
“Yang pasti setiap ada investor masuk kita akan
berpesan bahwa sejumlah tenaga kerja kebanyakannya harus dari Jawa Barat atau
berasal dari dalam negeri. Nanti kita akan buat regulasinya, tapi mudah-mudahan
ada regulasi dari pusat. Paling tidak komitmen, ya. Nanti kalau regulasinya dipersulit
untuk tenaga kerja asing - terus tenaga kerja kita dipersulit juga di luar,
bahaya juga. Tapi yang jelas tidak ada saling mempersulit, yang ada adalah
saling memproteksi dalam arti memproteksi masyarakat kita dengan semakin
meningkatkan kualitasnya, produksinya, dan kesehatannya,” kata Aher.
Sementara itu, Ketua ISEI Jawa Barat Aldrin Herwany
mengatakan bahwa fun walk yang diikuti sekitar 4.000 orang yang berasal
dari Jawa Barat dan luar Jabar ini bertujuan untuk mensosialisasikan MEA serta
gerakan moral untuk menumbuhkan semangat dalam menghadapi MEA.
“Kami hanya melakukan gerakan moral. Menumbuhkan
semangat dan memotivasi orang bahwa sekarang ini MEA sudah berjalan. Sebenarnya
orang Indonesia ini siap bersaing apalagi kalau sudah last minute,” katanya
Selain acara jalan santai, pada acara ini pun digelar
berbagai pameran produk-produk UKM serta konsultasi bisnis untuk para pelaku
usaha termasuk UKM, seperti konsultasi mengenai strategi pemasaran
produk-produknya.
Turut hadir pada acara ini Ketua ISEI Pusat yang juga
Ketua OJK RI Muliaman D Hadad, istri Gubernur Jawa Barat Netty Prasetiyani
Heryawan, Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan serta jajarannya, para Kepala OPD
di lingkungan Pemprov Jawa Barat, serta para pejabat terkait lainnya.
0 comments:
Posting Komentar